Minggu, 04 September 2011

Hikmat khalil gibran ( The wisdom of khalil gibran )

Ketidak-tahuanku

ketika gelombang surut, kubuat tulisan
di atas pasir, kucurahkan segala yang ada
dalam jiwa dan pikiranku ;
ketika gelombang pasang aku kembali untuk
membacanya dan merenungkannya,
tetapi yang kutemukan di tepi pantai itu
hanyalah ketidak-tahuanku.



Manula

Mintalah nasihat kepada manula, sebab mata
mereka telah melihat wajah tahun-tahun dan telinga mereka
telah mendengar suara Kehidupan .
Seandainyapun nasihat mereka tidak berkenan bagimu, dengarkanlah mereka.



Kasih Sayang

Kasih sayang hati terbagi seperti dahan pohon aras;
kalau pohon tersebut kehilangan salah satu dahannya, ia akan menderita
tetapi tidak mati.
Ia akan mencurahkan seluruh vitalitasnya kedalam dahan berikutnya
sehingga dahan itu tumbuh dan mengisi tempat yang kosong.



Nasihat

Ia yang tidak meminta nasihat adalah bebal.
kebebalannya membutakannya terhadap kebenaran
dan menjadikannya jahat, keras kepala, dan berbahaya bagi sesamanya manusia.


Perbuatan

Percaya boleh-boleh saja, tetapi mengungkapkan kepercayaan itu
dalam perbuatan adalah ujian terhadap kekuatan.
Banyak yang berbicara seperti deru lautan, tetapi kehidupan mereka dangkal
dan mandeg seperti rawa membusuk.
Banyak yang meninggikan kepalanya di atas puncak-puncak gunung,
tetapi roh mereka tetap tidak aktif di dalam kegelapan goa.



Ambisi

Apa gunanyakah, coba katakan,
berdesak-desakan di antara orang banyak di dalam kehidupan;
di tengah-tengah kacaunya perdebatan,
protes serta konflik yang tiada habis-habisnya;
seperti ulat menggali saluran di dalam kegelapan, menggapai sarang laba-laba
selalu frustasi dalam ambisi, hingga yang hidup bergabung dengan yang mati .



Keturunan

Bukan karena keturunannya seseorang itu mulia;
Berapa banyakkah orang mulia yang adalah keturunan pembunuh?



Humanisasi

Pegunungan, pepohonan, dan sungai-sungai, mengubah penampilan mereka

dengan perubahan masa dan musim, seperti manusia berubah dengan pengalaman
serta perasaannya.
Pohon poplar yang tinggi, yang menyerupai seorang mempelai wanita di waktu siang,
akan tampak seperti pilar asap menjelang malam;
batu karang yang besar, yang berdiri teguh di waktu siang, akan tampak seperti pengemis


nelangsa di waktu malam, dengan bumi sebagai tempat tidurnya dan langit sebagai selimutnya;
dan sungai yang kita lihat kemilau di waktu pagi dan yang kita dengar menyanyikan kidung kekekalan,
menjelang malam akan berubah menjadi aliran air mata yang meratap seperti Ibu yang berkabung atas
kematian anaknya.



Penampilan

penampilan segalanya berubah-ubah menurut perasaan,
demikianlah kita lihat keajaiban dan keindahan di dalamnya,
padalah keajaiban dan keindahan itu sesungguhnya ada di dalam diri kita sendiri.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar